Makanan termasuk kebutuhan dasar
terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Disebut keracunan
makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi
makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri
penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan
dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan
itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik. Seperti diketahui, bakteri
sangat menyukai suasana lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada
kondisi ini, pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat. Bila suhu ini
ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun akan
berkurang atau terhenti.Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan
pengkonsumsian makan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, atau
toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan
gangguan di dalam fungsi normal tubuh. Jenis keracunan makanan disebabkan oleh
biologikal (bakteria, fungi (kulat),Virus), fizikal(benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan
kaca, paku dan lain-lain),kimia(racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci
kimia, aditif makanan seperti pengawet yang berlebihan). Tanda-tanda umum
keracunan makanan diantaranya kekejangan otot, demam, sering membuang air besar, tinja cair dan
mungkin disertai darah, nanah atau mukus, otot-otot lemah dan badan terasa sejuk, lesu dan muntah, memulas dan sakit
perut, kadangkala demam dan dehidrasi, hilang selera makan. Untuk mencegah terjadinya keracunan
makanan, kita sebaiknya melakukan pengelolaan sistem higyen yang baik, pengolahan makanan
yang baik, hindari terjadi kontaminasi dari mana pun, simpan makanan dalam suhu
yang tepat (<5oc untuk makanan yang disimpan dalam kulkas dan > 60oc
untuk makanan yang panas), hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam
kemasan yang terbuat dari logam, hindari makan jamur yang liar, hindari
mengkonsumsi makanan setengah matang.
A.DEFINISI KERACUNAN MAKANAN
Makanan termasuk kebutuhan dasar
terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Salah satu ciri makanan
yang baik adalah aman untuk dikonsumsi. Jaminan akan keamanan pangan merupakan
hak asasi konsumen. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan
menjadi tidak berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi. Makanan yang
aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri
dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga
sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan kesehatan
manusia. Karena itu, kualitas makanan, baik secara bakteriologi, kimia, dan
fisik, harus selalu diperhatikan. Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi
manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme. Menurut Undang-Undang
No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya
yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia,
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan
manusia.Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan
setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang
dihasilkan oleh bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh
kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang
berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik. Seperti
diketahui, bakteri sangat menyukai suasana lingkungan yang lembab dan bersuhu
ruangan. Pada kondisi ini, pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat.
Bila suhu ini ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun
akan berkurang atau terhenti.
Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, dan/atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh.
Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia mengandungi sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada di dalamnya.Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan yang telah dicemari racun, biasanya bakteria. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan abdomen, demam, muntah dan cirit-birit akan berlaku dalam waktu 3 hingga 24 jam. Jika makanan telah dicemari bakteria, bakteria akan menghasilkan racun yang dikenali sebagai toksin. Toksin memberi kesan langsung pada lapikan usus dan menyebabkan peradangan. Ada berbagai jenis bakteria yang menyebabkan keracunan makanan tetapi yang biasa didapati ialah salmonella, shigella, staphylococcus dan E.coli yang merupakan punca utama keracunan makanan di kalangan bayi, terutamanya bayi yang menyusui botol. Bagi keracunan makanan yang berpunca daripada bahan bukan bakteria, tanda penyakit juga timbul jika anak termakan bahan kimia, racun serangga atau beberapa jenis tumbuh-tumbuhan.
Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, dan/atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh.
Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia mengandungi sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada di dalamnya.Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan yang telah dicemari racun, biasanya bakteria. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan abdomen, demam, muntah dan cirit-birit akan berlaku dalam waktu 3 hingga 24 jam. Jika makanan telah dicemari bakteria, bakteria akan menghasilkan racun yang dikenali sebagai toksin. Toksin memberi kesan langsung pada lapikan usus dan menyebabkan peradangan. Ada berbagai jenis bakteria yang menyebabkan keracunan makanan tetapi yang biasa didapati ialah salmonella, shigella, staphylococcus dan E.coli yang merupakan punca utama keracunan makanan di kalangan bayi, terutamanya bayi yang menyusui botol. Bagi keracunan makanan yang berpunca daripada bahan bukan bakteria, tanda penyakit juga timbul jika anak termakan bahan kimia, racun serangga atau beberapa jenis tumbuh-tumbuhan.
B. JENIS PENCEMARAN MAKANAN
Biologikal – bakteria, fungi (kulat
dan yis) dan virus.Fizikal – benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan kaca, paku
dan lain-lain.Kimia – racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia, aditif
makanan seperti pengawet yang berlebihan.Beberapa jenis pencemaran makanan :
1.
Keracunan
makanan kaleng
Saat ini,
berbagai jenis bahan makanan kaleng semakin banyak kita jumpai. Baik sayuran,
daging, sarden dan sebagainya. Proses pengalengan yang kurang sempurna dapat
merangsang timbulnya bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini senang tumbuh
di tempat tanpa udara, dan akan mengeluarkan racun yang bisa merusak saraf juka
sampai tertelan. Gejala keracunan bakteri ini disebut botulisme.Gejala botulisme biasanya akan
timbul mendadak, 16-18 jam sesudah menelan makanan yang mengandung racun
tersebut. Gejala biasanya diawali dengan kelelahan dan tubuh terasa lemah.
Kemudian diikuti adanya gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini bisa
berupa penglihatan ganda (diplopia), Penglihatan kabur, kelumpuhan otot-otot
dan kelopak mata, kehilangan daya akomodasi lensa mata, dan refleks pupil mata
terhadap cahaya berkurang atau hilang sama sekali.Gejala berikutnya bisa berupa
kesulitan bicara, sulit menelan dan muntah yang keluar melalui hidung.
Kesulitan menelan ini bisa menyebabkan makanan masuk ke dalam saluran
pernapasan yang dapat mengakibatkan radang paru (pneumonia). Gejala juga
disertai melemahnya otot-otot tubuh, tangan dan kaki. Suhu tubuh tetap, tetapi
kadang bisa meninggi.Penderita keracunan botulisme harus dirawat di rumah
sakit. Umumnya, proses penyembuhan berjalan lambat. Sisa kelemahan otot-otot
mata bisa berlangsung beberapa bulan.
Agar tidak keracunan makanan kaleng, kita sebagai konsumen harus teliti dalam memilih makanan kaleng. Sebaiknya pilihlah makanan yang sudah mendapat registrasi dari Departemen Kesehatan RI. Juga, masak atau panasi dahulu makanan dalam kaleng sebelum dikonsumsi. Jangan dimakan bila terdapat bahan makanan yang rusak atau membusuk.
Agar tidak keracunan makanan kaleng, kita sebagai konsumen harus teliti dalam memilih makanan kaleng. Sebaiknya pilihlah makanan yang sudah mendapat registrasi dari Departemen Kesehatan RI. Juga, masak atau panasi dahulu makanan dalam kaleng sebelum dikonsumsi. Jangan dimakan bila terdapat bahan makanan yang rusak atau membusuk.
2.
Tercemar zat kimia
Sayuran
dan buah-buahan biasanya telah dicemari oleh zat kimia, baik sebagai pengawet
maupun racun pembasmi hama (yang sering digunakan petani sebelum dipanen.
Zat-zat kimia ini bisa berupa arsen, timah hitam, atau zat-zat yang bisa
menyebabkan keracunan. Selain itu, makanan seperti acar, jus buah, atau asinan
yang disimpan di dalam tempat yang dilapisi timah (bahan pecah belah yang
diglasir), cadmium, tembaga, seng atau antimon (panci yang dilapisi email) juga
dapat menimbulkan keracunan dengan berbagai gejala, tergantung pada logam-logam
yang meracuninya. Keracunan akibat kelebihan bahan pengawet juga bisa terjadi,
misalnya sodium nitrit.Cadmium yang digunakan untuk melapisi barang-barang dari
logam dapat larut dalam makanan yang bersifat asam, sehingga jika ikut termakan
dalam jumlah banyak makanan tersebut bisa menimbulkan keracunan. Gejalanya
antara lain mual, muntah, diare, sakit kepala, otot-otot nyeri, ludah
berlebihan, nyeri perut, bahkan dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.Nitrit
sering digunakan sebagai bahan pengawet untuk menjaga atau mempertahankan warna
daging. Jika dikonsumsi berlebihan, makanan yang mengandung zat kimia ini
mengakibatkan keracunan dengan gejala pusing, sakit kepala, kulit memerah,
muntah, pingsan, tekanan darah menurun dengan hebat, kejang, koma dan sulit
bernapas.Upaya pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak teracuni zat kimia,
yaitu dengan mancuci bersih buah-buahan, sayuran dan daging sebelum diolah.
Selain itu, jangan manyimpan bahan makanan yang bersifat asam (sari buah, acar,
asinan) di dalam panci yang terbuat dari logam.
3. Racun
alam pun bisa bahaya
Ada
beberapa jenis bahan makanan, baik dari hewan maupun tumbuhan sudah mengandung
zat beracun secara alamiah. Salah satu tumbuhan yang sering menyebabkan
keracunan adalah jamur. Ada dua macam jamur dari jenis amanita yang sering
menyebabkan keracunan. Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang
jika termakan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan,
yaitu keluar air mata dan ludah secara berlebihan, berkeringat, pupil mata
menyempit, muntah, kejang perut, diare, rasa bingung, dan kejang-kejang yang
bisa menyebabkan kematian. Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine
yang akan menimbulkan gejala keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala
mirip keracunan muscarine. Selain itu penderita tidak bisa kencing dan akan
mengalami kerusakan hati.
Dari jenis hewan, beberapa ikan laut juga dapat menyebabkan keracunan. Beberapa jenis ikan laut di daerah tropis akan beracun pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Sedangkan jenis lainnya akan beracun sepanjang tahun. Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak, ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Gejala keracunan ikan dapat dirasakan setengah sampai empat jam sesudah dimakan, yaitu gatal di sekitar mulut, kesemutan pada kaki dan lengan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri persendian, demam, menggigil, sakit pada saat kencing, dan otot tubuh terasa lemah.Untuk mencegah keracunan ikan, sebaiknya jangan mengonsumsi jenis ikan yang beracun. Selain itu, bekukanlah ikan laut (simpan dalam lemari pendingin) segera setelah ditangkap.Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas. Gejala keracunan timbul lima sampai 30 menit setelah makanan tertelan, berupa rasa kebal di sekitar mulut, mual, muntah, kejang perut yang diikuti kelemahan otot dan kelumpuhan saraf tepi. Kegagalan pernapasan juga bisa terjadi hingga berujung pada kematian. Agar tidak keracunan kerang, tahanlah untuk memakannya pada musim panas.
Dari jenis hewan, beberapa ikan laut juga dapat menyebabkan keracunan. Beberapa jenis ikan laut di daerah tropis akan beracun pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Sedangkan jenis lainnya akan beracun sepanjang tahun. Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak, ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Gejala keracunan ikan dapat dirasakan setengah sampai empat jam sesudah dimakan, yaitu gatal di sekitar mulut, kesemutan pada kaki dan lengan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri persendian, demam, menggigil, sakit pada saat kencing, dan otot tubuh terasa lemah.Untuk mencegah keracunan ikan, sebaiknya jangan mengonsumsi jenis ikan yang beracun. Selain itu, bekukanlah ikan laut (simpan dalam lemari pendingin) segera setelah ditangkap.Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas. Gejala keracunan timbul lima sampai 30 menit setelah makanan tertelan, berupa rasa kebal di sekitar mulut, mual, muntah, kejang perut yang diikuti kelemahan otot dan kelumpuhan saraf tepi. Kegagalan pernapasan juga bisa terjadi hingga berujung pada kematian. Agar tidak keracunan kerang, tahanlah untuk memakannya pada musim panas.
C.
MIKROORGANISME PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN
1.
Clostridium botulinum
Bakteri
Clostridium botulinum menghasilkan racun yang mencegah transmisi impuls saraf
ke otot . Mual, muntah dan kram perut adalah gejala umum yang ditimbulkannya.
Efek dimulai pada syaraf di kepala sehingga menyebabkan penglihatan kabur/ganda
dan kesulitan menelan, kemudian menyebar ke punggung sehingga menyebabkan
kelumpuhan otot lengan, otot pernapasan, dan mungkin juga otot kaki. Gejala ini
biasanya muncul 4-36 jam setelah menelan toksin, tetapi bisa memakan waktu
hingga delapan hari.Makanan kaleng adalah sumber utama botulisme (keracunan
botulinum). Selain itu, botulisme juga dapat bersumber dari makanan bayi, yang
dapat berakibat fatal bagi kelompok usia ini. Cara terbaik untuk mencegah
botulisme adalah mengikuti petunjuk yang benar dalam menyiapkan dan menyajikan
makanan di rumah. Makanan yang terkontaminasi sering memiliki bau busuk,
meskipun tidak selalu demikian.
Botulisme adalah kedaruratan medis yang harus segera mendapatkan perawatan. Dengan tersedianya antitoksin, 90% lebih pasien botulisme dapat diselamatkan.
Botulisme adalah kedaruratan medis yang harus segera mendapatkan perawatan. Dengan tersedianya antitoksin, 90% lebih pasien botulisme dapat diselamatkan.
2.
Salmonella
gastro
Salmonellosis
mengacu pada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Salah
satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah demam tifoid. Bentuk umum
salmonellosis adalah gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri salmonella
gastro. Bakteri ini dapat menyebar dari orang ke orang dan dari hewan ke orang.
Makanan yang biasanya mengandung salmonella adalah daging, daging unggas, susu dan
telur. Salmonella sering ditularkan melalui kontak dengan kotoran atau pakan
ternak atau melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan. Buah dan sayuran
yang tidak dicuci dengan bersih juga dapat menyebarkan bakteri ini.’Gejala
gastroenteritis yang disebabkan oleh salmonella termasuk mual, kram perut dan
diare. Pada kasus yang parah, ada lendir dan darah pada tinja. Gejala awal
biasanya muncul 12 sampai 24 jam setelah menelan makanan yang terkontaminasi.
Keracunan ini biasanya tidak serius dan berlangsung selama dua sampai lima
hari. Namun, salmonellosis bisa berakibat fatal pada bayi, lansia dan pasien
yang sakit parah. Pada kasus yang sangat jarang, salmonella bisa menembus
aliran darah sehingga menyebabkan artritis, penyakit jantung, infeksi tulang dan
masalah perut jangka panjang.Perawatan infeksi yang disebabkan oleh salmonella
melibatkan banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang karena diare. Jika
korban kehilangan terlalu banyak cairan, dia harus dirawat di rumah sakit untuk
mendapatkan infus. Antibiotik dan obat anti-diaremungkin diberikan untuk
mengontrol gejala yang parah.
3.
Escherichia
coli
Kebanyakan strain Escherichia coli
(E. coli) adalah bakteri bermanfaat yang hidup dalam sistem pencernaan. Mereka
tidak menyebabkan penyakit. Namun beberapa strain E. coli dapat menyebabkan
efek keracunan pada tubuh. Salah satu strain yang paling ditakuti adalah E.
coli 0157 yang menghasilkan racun yang disebut toksin Shiga. Racun ini merusak
sel-sel dinding usus sehingga menimbulkan perdarahan. Toksin E. coli 0157 juga
memecah sel darah merah, menyebabkan anemia dan menurunkan jumlah trombosit.
Pada 10% kasus, keracunan E. coli berlanjut sehingga menyebabkan kerusakan
ginjal dan organ penting lainnya. Risiko kematian terutama tinggi pada anak-anak
dan lansia.E. coli 0157 memiliki masa inkubasi antara 1-3 hari.Waktu tersebut
dibutuhkan bakteri untuk melakukan perjalanan ke usus besar
dan berkembang biak di sana ke tingkat yang menyebabkan masalah. Karena bakteri
terutama memengaruhi usus besar, gejala utama adalah sakit perut dan diare. E.
coli 0157 jarang menyebabkan muntah, meskipun penderita merasakan sakit perut
dan diare hebat sehingga ada bintik-bintik darah segar di tinjanya. Berbeda
dengan jenis keracunan makanan lainnya, E. coli 0157 sangat gigih dan
membutuhkan waktu seminggu atau lebih sebelum diare mereda.Keracunan E. coli
timbul karena mengkonsumsi daging, khususnya daging sapi cincang. Jika daging
tidak matang sepenuhnya, bakteri dapat bertahan hidup dan berkembang biak di
dalam tubuh kita bila dikonsumsi. Hanya perlu 10 bakteri hidup dalam burger
atau sosis untuk dapat menyebabkan keracunan makanan E. coli. Bakteri ini juga
dapat menyebar melalui makanan atau air yang tercemar kotoran hewan.E. coli
tidak terpengaruh oleh obat antibiotik. Perawatan keracunan E. coli hanya
bersifat suportif dengan banyak mengganti cairan yang hilang. Orang yang
mengalami masalah ginjal akibat komplikasi mungkin perlu perawatan dialisis.Salah satu wabah
terbesar E.coli 0157, terjadi di Wishaw di Skotlandia pada tahun 1996 yang
disebabkan oleh daging yang terkontaminasi. Sekitar 200 orang jatuh sakit, dua
puluh di antaranya meninggal dunia.
D.
PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN
Menurut
Center of Disease Control (CDC), sebagian besar keracunan makan akibat
kesalahan dalam mengolah makanan, seperti:
·
Membiarkan
makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik bagi bakteri untuk tumbuh.
·
Kesalahan
memasak atau menghangatkan kembali makanan.
·
Kontaminasi
silang
·
Kontaminasi
oleh tangan pengolah makanan (koki)
Berikut
adalah makanan yang sering dipengaruhi bakteria;
ü
Susu
atau makanan bersusu seperti keju dan krim
ü
Masakan
berlemak seperti nasi lemak, nasi beriyani, mie dan sebagainya
ü
Roti
dan kuih-muih
ü
Makanan
laut seperti kerang
ü
Daging-
lembu, ayam, ikan
ü
Makanan
dalam tin yang telah kemik atau yang kembung pada bahagaian atasnya atau
berkarat. Keadaan sekitar anda dan pengendalian makanan yang tidak teliti juga menggalakkan
bakteria mencemari makanan. Beberapa contoh keadaan yang sering berlaku,
termasuklah :
Ø
Makanan
mentah
Ø
Daging,
ayam dan ikan tidak disimpan di tempat dingin
Ø
Makanan
beku yang dibiarkan `cair' pada suasana yang panas untuk terlalu lama
Ø
Makanan
dalam tin terdedah kepada suhu bilik selepas dibuka
Ø
Makanan
basah dan berair yang didedahkan pada tempat panas
Ø
Buah-buahan
serta sayur-sayuran yang tidak dicuci dengan baik
Ø
Makanan
tercemar semasa dimasak atau dibungkus
Ø
Makanan
tidak disimpan segera
E.
TANDA-TANDA KERACUNAN MAKANAN
Ø
Tanda-tanda
umum
Ø
Kekejangan
otot.
Ø
Demam.
Ø
Sering membuang air besar. Tinja cair dan mungkin disertai darah,
nanah atau mukus.
Ø
Otot-otot
lemah dan badan berasa seram sejuk.
Ø
Lesu dan muntah
Ø
Memulas
dan sakit perut
Ø
Kadangkala
demam dan dehidrasi
Ø
Cirit
birit
Ø
Hilang
selera makan.
Gejala
yang dialami berbeza dari seorang ke seorang yang lain dan bergantung kepada :
ü
Jenis
racun atau jenis bacteria
ü
Jumlah
racun atau bakteria yang termakan
ü
Umur
seseorang
ü
Ketahanan
seseorang
Biasanya
tanda-tanda dan gejala mulai timbul beberapa jam selepas memakan makanan yang
tercemar atau beberapa hari kemudiannya. Waktu timbulnya gejala setelah
seseorang mengkonsumsi makanan beracun sangat bervariasi tergantung jenis
mikroorganisme yang menginfeksi. Namun rata rata mereka akan mengeluhkan
gangguan kesehatan setelah 30 menit sampai 2 minggu setelah menyantap makanan
beracun. Keluhan yang dirasakan antara lain nyeri perut, mules, diare, muntah
dan demam. Keluhan ini dirasakan dari tingkat ringan sampai berat.Tanda-tanda
khusus keracunan makanan bergantung kepada jenis bakteria atau organismanya
seperti:
a
Keracunan
oleh bakteria
Campylobacterosis
disebabkan oleh bakteria campylobacter jenis ini yang terdapat dalam ayam
mentah, daging dan susu tidak pasteur.
Tanda-tanda keracunan bermula 2-5 hari selepas makan. Selain dari tanda-tanda umum, pesakit akan mengalami demam dan najis mengandungi darah.
Tanda-tanda keracunan bermula 2-5 hari selepas makan. Selain dari tanda-tanda umum, pesakit akan mengalami demam dan najis mengandungi darah.
b
Toksin
ü
Cirit-birit
yang dialami oleh pengembara disebabkan oleh bakteria Escherichia coli atau E.
coli yang boleh menghasilkan toksin.
Penyakit ini berlaku kerana penyediaan makanan dan air tidak bersih.
Penyakit ini berlaku kerana penyediaan makanan dan air tidak bersih.
ü
Cereus
disebabkan oleh bakteria bacillus cereus.
Tanda-tanda umum dirasai di antara 1-18 jam selepas makan. Bagaimanapun, keracunan jenis ini tidak melebihi 24 jam.
Tanda-tanda umum dirasai di antara 1-18 jam selepas makan. Bagaimanapun, keracunan jenis ini tidak melebihi 24 jam.
ü
Cholera
disebabkan oleh bakteria vibro cholera yang terdapat dalam ikan, kerang, kupang
dan jenis-jenis siput yang ditangkap di kawasan air yang tercemar. Tanda-tanda
bermula antara 1-3 hari selepas makan dan boleh bermula dengan cirit-birit
ringan dan seterusnya maut akibat badan kehilangan air hasil daripada
cirit-birit yang teruk.
ü
Gastroenteritis
disebabkan oleh Yersinia enterocolitica, sejenis bakteria yang terdapat dalam
daging, air, sayuran mentah dan susu tidak pasteur. Tanda-tanda bermula 2-5
hari selepas makan. Selain daripada tanda umum, demam dan kelesuan mungkin
berlaku sama seperti demam selsema. Jika tidak dirawat pesakit boleh menjadi
lebih teruk lagi.
ü
Listeriosis
kerana bakteria Listeria monocytogenes.
Walaupun jarang berlaku ia boleh menyebabkan maut.
Tanda penyakit termasuklah kesejukan, keracunan darah dan kelahiran tidak cukup bulan bagi wanita mengandung. Dalam kes yang parah, penyakit ini boleh menyebabkan kerosakan otak dan saraf tunjang.
Walaupun jarang berlaku ia boleh menyebabkan maut.
Tanda penyakit termasuklah kesejukan, keracunan darah dan kelahiran tidak cukup bulan bagi wanita mengandung. Dalam kes yang parah, penyakit ini boleh menyebabkan kerosakan otak dan saraf tunjang.
ü
Shigeliosis
atau Disenteri disebabkan oleh bakteria Shigella sp., tanda- tanda bermula
dalam masa 1-7 jam selepas makan. Selain daripada tanda-tanda umum, darah,
nanah atau lendir boleh terdapat dalam najis.
ü
Salmonelosis.
Keracunannya disebabkan oleh bakteria Salmonella yang didapati dalam ayam.
Tanda-tanda umum dirasakan selepas 24-48 jam.
ü
Staphylococcus
aureus sejenis bakteria yang sukar dihapuskan walaupun pada suhu tinggi.
Keracunan jenis ini sering berlaku.
Tandanya dirasai dalam jangkamasa 1-8 jam selepas makan, serta berlarutan sehingga 24-48 jam. Tanda-tandanya agak umum. Keracunan berpunca dari virus
Tandanya dirasai dalam jangkamasa 1-8 jam selepas makan, serta berlarutan sehingga 24-48 jam. Tanda-tandanya agak umum. Keracunan berpunca dari virus
§
Hepatitis
A disebabkan oleh virus yang terdapat dalam kerang dan siput- siput yang
ditangkap di dalam air yang dicemari oleh air kumbahan dan sayuran mentah yang
tidak dibersihkan dengan sempurna. Tanda-tanda bermula dari 2-6 minggu selepas
makan dan pesakit akan mengalami demam,lemah badan, tidak berselera dan
jaundis. Bagi kes yang parah, kerosakan hati boleh berlaku dan membawa maut.
§
Norwalkvirus
disebabkan oleh virus Norwalk yang didapati dalam kerang dan siput-siput yang
ditangkap di kawasan yang dicemari najis manusia.Keracunan berpunca akibat
memakan siput-siput mentah dan dimasak tidak sempurna.Keracunan berpunca dari
protozoa.
§
Giardiasis
disebabkan oleh protozoa Giardia lamblia terdapat dalam saluran usus dan najis
manusia. Air kumbahan yang digunakan sebagai baja pada sayur dan penyedia
makanan tidak membersihkan tangan adalah punca berlaku keracunan ini.
§
Amebiasis
dikenali juga sebagai disenteri amebik dan disebabkan oleh Entamoeba histolytica.Puncanya
adalah sama seperti keracunan protozoa Giardia lamblia. Tanda-tanda keracunan
ialah kawasan badan di sekitar hati dan usus besar menjadi lembut, cirit-birit,
rasa berdebar, kehilangan berat dan lemah badan.
Punca-punca lain keracunan.Keracunan makanan juga boleh disebabkan oleh cendawan beracun atau buah dan sayuran yang dicemari dengan racun serangga yang tinggi kepekatannya.
Punca-punca lain keracunan.Keracunan makanan juga boleh disebabkan oleh cendawan beracun atau buah dan sayuran yang dicemari dengan racun serangga yang tinggi kepekatannya.
F.
KELOMPOK YANG PALING RENTAN TERHADAP KERACUNAN MAKANAN
Bayi, anak
anak dan orang tua adalah mereka yang paling rentan terkena keracunan makanan.
Karena fungsi kekebalan tubuhnya lebih lemah bila dibandingkan dengan kelompok
usia yang lain.
G. CARA
MENGOBATI KERACUNAN MAKANAN
Beberapa
catatan tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan berdasarkan :
a. Kenali
gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin
dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau
minum sesuatu.
b. Segera minum
susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah
terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.
c. Jika
ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja
sampai kondisi membaik.
d. Jika
ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan
gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera
ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun
ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter.
Pertolongan
Pertama Pada Keracunan Makanan
a. Untuk
mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi
susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
b. Agar
perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali
berturut-turut dalam setiap jamnya.
c. Air
santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat
menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.
d. Jika
penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara
memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala
untuk memudahkan kontraksi.
e. Apabila
penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter
terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Beberapa
tindakan mengobati keracunan makanan pada anak :
Tindakan
Pertama
1. Jika
anak muntah dan mengalami cirit-birit, periksa suhu badan untuk menentukan sama
ada anak demam.
2. Periksa
tinja untuk menentukan sama ada terdapat darah atau nanah.
3. Biar
anak baring di atas katil dan jangan beri sebarang makanan tetapi pastikan dia
kerap diberi minum air yang dicampur secubit garam dan 5 ml glukosa.
4. Coba
tentukan makanan yang dimakan oleh anak yang telah menyebabkan timbulnya
tanda-tanda penyakit.
Tindakan
Doktor
1.
Biasanya, keracunan makanan tidak memerlukan rawatan khusus kecuali pemberian
bendalir dan garam yang banyak hilang melalui cirit-birit dan muntah. Doktor
mungkin akan memberi sejenis serbuk yang mengandungi glukos dan garam untuk
dicampur dalam minuman. Bagi bayi yang menyusui botol, hentikan pemberian susu.
2. Jika
anak mengalami penyahhidratan, doktor akan memasukkan anak ke hospital supaya
bendalir dapat diberi secara intravena. Jika anak mengalami muntah yang teruk,
doktor mungkin memberi anak suntikan dadah antiemetik untuk menghentikan
muntah.
H. CARA
PENCEGAHAN KERACUNAN MAKANAN
Berikut
tips yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan :
1. Biasakan mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas yang berhubungan dengan makanan. Baik itu sebelum mengolah makanan atau menyantap makanan. Cucilah tangan menggunakan sabun agar kuman bakteri yang ada pada tangan segera mati.
1. Biasakan mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas yang berhubungan dengan makanan. Baik itu sebelum mengolah makanan atau menyantap makanan. Cucilah tangan menggunakan sabun agar kuman bakteri yang ada pada tangan segera mati.
2.
Pisahkan antara makanan yang belum diolah dengan makanan yang telah siap
disajikan. Jangan menghidangkan makanan pada tempat yang kotor atau bekas
dipakai tempat makanan mentah.
3.
Masaklah makanan sampai benar benar matang. Jangan mengkonsumsi makanan mentah
atau makanan setengah matang.
4. Bekukan
makanan yang akan disimpan dalam waktu yang lama.
Untuk
mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan
·
Pengelolaan
sistem hiegen yang baik
·
Pengolahan
makanan yang baik
·
Hindari
terjadi kontaminasi dari mana pun
·
Simpan
makanan dalam suhu yang tepat (< 5oC untuk makanan yang disimpan dalam
kulkas dan > 60oC untuk makanan yang panas).
·
Hindari
makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam.
·
Hindari
makan jamur yang liar.
·
Hindari
mengkonsumsi makanan setengah matang.
Cara yang paling baik dan berkesan
untuk mencegah kejadian keracunan makanan adalah dengan melindungi makanan dari
tercemar dan mengawasi punca-punca pencemaran seperti berikut :
Manusia
Mengelakkan amalan buruk seperti merokok, mengorek hidung dan telinga serta menggaru kepala atau bahagian-bahagian lain pada badan/semasa mengendalikan makanan.Sentiasa mengamalkan kebersihan dan kesihatan diri supaya tidak menjadi punca jangkitan kepada orang lain.Membasuh tangan secara teliti terutama selepas ke tandas, memegang bahan mentah,mengangkut sampah sarap atau sisa makanan.Menjaga kebersihan persekitaran di dalam dan luar premis.Memastikan peralatan yang rosak, sumbing atau retak tidak digunakan lagi.Sentiasa tudung makanan yang dihidang.Tidak menyediakan makanan terlalu awal.Bahan mentahBahan-bahan mentah, terutama daging atau hasilnya harus disimpan pada suhu yang rendah (< 4˚C).
Bahan mentah harus disimpan berasingan daripada makanan yang sudah dimasak dan sedia untuk dimakan. Ini dapat mengelakkan pencemaran silang dari bahan mentah ke makanan yang sedia dimakan.Gunakan peralatan seperti pisau dan papan memotong (chopping board) yang berasingan untuk mengelakkan pencemaran silang.Cuci bahan mentah dengan teliti untuk mengeluarkan kekotoran atau bendasing pada permukaannya.
Basuh tangan secara teliti setelah memegang bahan mentah seperti daging mentah sebelum mengendali makanan yang sedia dimakan seperti kuih-muih dan salad.Serangga dan Hewan perusak seperti lalat, lipas, tikus, burung dan binatang peliharaanadalah pembawa habuk, kekotoran dan bakteria
Kawalan serangga dan hewan ini akan membantu mengurangkan pencemaran makanan secara berkesan.Bekalan air Jika air yang digunakan tidak diperoleh secara langsung dari sumber utama, contohnya dari tangki yang terdedah atau menggunakan sambungan paip getah, pencemaran boleh berlaku melalui kebocoran ini.Sisa dan bahan buangan Bahan buangan mengandungi makanan yang sedang mereput, sisa kulit kupasan dan bahan organik yang menjadi sumber bakteria hidup dan membiak dengan mudahBekas sisa dan sampah sarap yang terdedah atau melimpah akan menarik haiwan dan serangga perosak seperti tikus, burung, lalat dan lipas.
Mengelakkan amalan buruk seperti merokok, mengorek hidung dan telinga serta menggaru kepala atau bahagian-bahagian lain pada badan/semasa mengendalikan makanan.Sentiasa mengamalkan kebersihan dan kesihatan diri supaya tidak menjadi punca jangkitan kepada orang lain.Membasuh tangan secara teliti terutama selepas ke tandas, memegang bahan mentah,mengangkut sampah sarap atau sisa makanan.Menjaga kebersihan persekitaran di dalam dan luar premis.Memastikan peralatan yang rosak, sumbing atau retak tidak digunakan lagi.Sentiasa tudung makanan yang dihidang.Tidak menyediakan makanan terlalu awal.Bahan mentahBahan-bahan mentah, terutama daging atau hasilnya harus disimpan pada suhu yang rendah (< 4˚C).
Bahan mentah harus disimpan berasingan daripada makanan yang sudah dimasak dan sedia untuk dimakan. Ini dapat mengelakkan pencemaran silang dari bahan mentah ke makanan yang sedia dimakan.Gunakan peralatan seperti pisau dan papan memotong (chopping board) yang berasingan untuk mengelakkan pencemaran silang.Cuci bahan mentah dengan teliti untuk mengeluarkan kekotoran atau bendasing pada permukaannya.
Basuh tangan secara teliti setelah memegang bahan mentah seperti daging mentah sebelum mengendali makanan yang sedia dimakan seperti kuih-muih dan salad.Serangga dan Hewan perusak seperti lalat, lipas, tikus, burung dan binatang peliharaanadalah pembawa habuk, kekotoran dan bakteria
Kawalan serangga dan hewan ini akan membantu mengurangkan pencemaran makanan secara berkesan.Bekalan air Jika air yang digunakan tidak diperoleh secara langsung dari sumber utama, contohnya dari tangki yang terdedah atau menggunakan sambungan paip getah, pencemaran boleh berlaku melalui kebocoran ini.Sisa dan bahan buangan Bahan buangan mengandungi makanan yang sedang mereput, sisa kulit kupasan dan bahan organik yang menjadi sumber bakteria hidup dan membiak dengan mudahBekas sisa dan sampah sarap yang terdedah atau melimpah akan menarik haiwan dan serangga perosak seperti tikus, burung, lalat dan lipas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. 3 Bakteri Penyebab Keracunan
Makanan. (Online) http://majalahkesehatan.com/3-bakteri-
penyebab-keracunan-makanan/diakses tanggal 17 Mei 2012.
Prof. DR. Made Astawan. 2010. Bakteri Patogen pada Makanan
Penyebab Keracunan makanan. (Online) http://vansaka.blogspot.com/2012/05/bakteri-patogen-pada-makanan-penyebab.html
Sitik.2010.Keracunan Makanan. (Online)http://sitik.wordpress.com/2012/05/17/keracunan- makanan/ diakses tanggal
Mei 17, 2012
Anonim Keracunan Makanan.(Online)http://www.sabah.org.my/bm/nasihat/artikel_kesihatan/keracunanmakanan.htm
______.2005.Keracunan Makanan.(Online)http://pmr.penerangan.gov.my/index.php?option=com_content&view=article&id=600:keracunan-makanan&catid=200:jenis-jenis-penyakit
______. 2004. Keracunan Makanan.
(Online) Majalah NIKAH, Vol. 3, No. 6, September 2004
______. 2005. Keracunan Makanan
(Online) Stoppard, Miriam. Panduan Penjagaan Kanakkanak. Tropical Press, 1998. Ms 138 139. http://www.indonesiaindonesia.com/f/8455-keracunan-makanan/
Vera Farah Bararah. 2010. Tanda-Tanda Keracunan Makanan.
(Online)
http://health.detik.com/read/2012/05/17/144312/1556684/763/tanda-tanda-
keracunan-makanan diakses tanggal 17 Mei 2012
http://health.detik.com/read/2012/05/17/144312/1556684/763/tanda-tanda-
keracunan-makanan diakses tanggal 17 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar