Selasa, 22 Mei 2012

Keracunan makanan


Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini, pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat. Bila suhu ini ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun akan berkurang atau terhenti.Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh. Jenis keracunan makanan disebabkan oleh biologikal (bakteria, fungi (kulat),Virus), fizikal(benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan kaca, paku dan lain-lain),kimia(racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia, aditif makanan seperti pengawet yang berlebihan). Tanda-tanda umum keracunan makanan diantaranya kekejangan otot, demam, sering membuang air besar, tinja cair dan mungkin disertai darah, nanah atau mukus, otot-otot lemah dan badan terasa sejuk, lesu dan muntah, memulas dan sakit perut, kadangkala demam dan dehidrasi, hilang selera makan. Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan pengelolaan sistem higyen yang baik, pengolahan makanan yang baik, hindari terjadi kontaminasi dari mana pun, simpan makanan dalam suhu yang tepat (<5oc untuk makanan yang disimpan dalam kulkas dan > 60oc untuk makanan yang panas), hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam, hindari makan jamur yang liar, hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.
A.DEFINISI KERACUNAN MAKANAN
Makanan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Salah satu ciri makanan yang baik adalah aman untuk dikonsumsi. Jaminan akan keamanan pangan merupakan hak asasi konsumen. Makanan yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, akan menjadi tidak berarti sama sekali jika tak aman untuk dikonsumsi. Makanan yang aman adalah yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sifat dan zat gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia. Karena itu, kualitas makanan, baik secara bakteriologi, kimia, dan fisik, harus selalu diperhatikan. Kualitas dari produk pangan untuk konsumsi manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh mikroorganisme. Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1996, keamanan pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik. Seperti diketahui, bakteri sangat menyukai suasana lingkungan yang lembab dan bersuhu ruangan. Pada kondisi ini, pertumbuhan bakteri akan meningkat dengan pesat. Bila suhu ini ditingkatkan atau diturunkan maka perkembangan biakan bakteri pun akan berkurang atau terhenti.
Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makan atau minuman yang memiliki kandungan bakteri, dan/atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh.
Keracunan makanan adalah penyakit yang berlaku akibat memakan makanan yang tercemar. Makanan dikatakan tercemar jika ia mengandungi sesuatu benda atau bahan yang tidak seharusnya berada di dalamnya.Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan yang telah dicemari racun, biasanya bakteria. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan abdomen, demam, muntah dan cirit-birit akan berlaku dalam
waktu 3 hingga 24 jam. Jika makanan telah dicemari bakteria, bakteria akan menghasilkan racun yang dikenali sebagai toksin. Toksin memberi kesan langsung pada lapikan usus dan menyebabkan peradangan. Ada berbagai jenis bakteria yang menyebabkan keracunan makanan tetapi yang biasa didapati ialah salmonella, shigella, staphylococcus dan E.coli yang merupakan punca utama keracunan makanan di kalangan bayi, terutamanya bayi yang menyusui botol. Bagi keracunan makanan yang berpunca daripada bahan bukan bakteria, tanda penyakit juga timbul jika anak termakan bahan kimia, racun serangga atau beberapa jenis tumbuh-tumbuhan.
B. JENIS PENCEMARAN MAKANAN
Biologikal – bakteria, fungi (kulat dan yis) dan virus.Fizikal – benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan kaca, paku dan lain-lain.Kimia – racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia, aditif makanan seperti pengawet yang berlebihan.Beberapa jenis pencemaran makanan :
1.      Keracunan makanan kaleng
Saat ini, berbagai jenis bahan makanan kaleng semakin banyak kita jumpai. Baik sayuran, daging, sarden dan sebagainya. Proses pengalengan yang kurang sempurna dapat merangsang timbulnya bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini senang tumbuh di tempat tanpa udara, dan akan mengeluarkan racun yang bisa merusak saraf juka sampai tertelan. Gejala keracunan bakteri ini disebut botulisme.Gejala botulisme biasanya akan timbul mendadak, 16-18 jam sesudah menelan makanan yang mengandung racun tersebut. Gejala biasanya diawali dengan kelelahan dan tubuh terasa lemah. Kemudian diikuti adanya gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini bisa berupa penglihatan ganda (diplopia), Penglihatan kabur, kelumpuhan otot-otot dan kelopak mata, kehilangan daya akomodasi lensa mata, dan refleks pupil mata terhadap cahaya berkurang atau hilang sama sekali.Gejala berikutnya bisa berupa kesulitan bicara, sulit menelan dan muntah yang keluar melalui hidung. Kesulitan menelan ini bisa menyebabkan makanan masuk ke dalam saluran pernapasan yang dapat mengakibatkan radang paru (pneumonia). Gejala juga disertai melemahnya otot-otot tubuh, tangan dan kaki. Suhu tubuh tetap, tetapi kadang bisa meninggi.Penderita keracunan botulisme harus dirawat di rumah sakit. Umumnya, proses penyembuhan berjalan lambat. Sisa kelemahan otot-otot mata bisa berlangsung beberapa bulan.
Agar tidak keracunan makanan kaleng, kita sebagai konsumen harus teliti dalam memilih makanan kaleng. Sebaiknya pilihlah makanan yang sudah mendapat registrasi dari Departemen Kesehatan RI. Juga, masak atau panasi dahulu makanan dalam kaleng sebelum dikonsumsi. Jangan dimakan bila terdapat bahan makanan yang rusak atau membusuk.
2. Tercemar zat kimia
Sayuran dan buah-buahan biasanya telah dicemari oleh zat kimia, baik sebagai pengawet maupun racun pembasmi hama (yang sering digunakan petani sebelum dipanen. Zat-zat kimia ini bisa berupa arsen, timah hitam, atau zat-zat yang bisa menyebabkan keracunan. Selain itu, makanan seperti acar, jus buah, atau asinan yang disimpan di dalam tempat yang dilapisi timah (bahan pecah belah yang diglasir), cadmium, tembaga, seng atau antimon (panci yang dilapisi email) juga dapat menimbulkan keracunan dengan berbagai gejala, tergantung pada logam-logam yang meracuninya. Keracunan akibat kelebihan bahan pengawet juga bisa terjadi, misalnya sodium nitrit.Cadmium yang digunakan untuk melapisi barang-barang dari logam dapat larut dalam makanan yang bersifat asam, sehingga jika ikut termakan dalam jumlah banyak makanan tersebut bisa menimbulkan keracunan. Gejalanya antara lain mual, muntah, diare, sakit kepala, otot-otot nyeri, ludah berlebihan, nyeri perut, bahkan dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.Nitrit sering digunakan sebagai bahan pengawet untuk menjaga atau mempertahankan warna daging. Jika dikonsumsi berlebihan, makanan yang mengandung zat kimia ini mengakibatkan keracunan dengan gejala pusing, sakit kepala, kulit memerah, muntah, pingsan, tekanan darah menurun dengan hebat, kejang, koma dan sulit bernapas.Upaya pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak teracuni zat kimia, yaitu dengan mancuci bersih buah-buahan, sayuran dan daging sebelum diolah. Selain itu, jangan manyimpan bahan makanan yang bersifat asam (sari buah, acar, asinan) di dalam panci yang terbuat dari logam.
3. Racun alam pun bisa bahaya
Ada beberapa jenis bahan makanan, baik dari hewan maupun tumbuhan sudah mengandung zat beracun secara alamiah. Salah satu tumbuhan yang sering menyebabkan keracunan adalah jamur. Ada dua macam jamur dari jenis amanita yang sering menyebabkan keracunan. Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang jika termakan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan, yaitu keluar air mata dan ludah secara berlebihan, berkeringat, pupil mata menyempit, muntah, kejang perut, diare, rasa bingung, dan kejang-kejang yang bisa menyebabkan kematian. Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine yang akan menimbulkan gejala keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala mirip keracunan muscarine. Selain itu penderita tidak bisa kencing dan akan mengalami kerusakan hati.
Dari jenis hewan, beberapa ikan laut juga dapat menyebabkan keracunan. Beberapa jenis ikan laut di daerah tropis akan beracun pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Sedangkan jenis lainnya akan beracun sepanjang tahun. Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak, ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Gejala keracunan ikan dapat dirasakan setengah sampai empat jam sesudah dimakan, yaitu gatal di sekitar mulut, kesemutan pada kaki dan lengan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri persendian, demam, menggigil, sakit pada saat kencing, dan otot tubuh terasa lemah.Untuk mencegah keracunan ikan, sebaiknya jangan mengonsumsi jenis ikan yang beracun. Selain itu, bekukanlah ikan laut (simpan dalam lemari pendingin) segera setelah ditangkap.Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas. Gejala keracunan timbul lima sampai 30 menit setelah makanan tertelan, berupa rasa kebal di sekitar mulut, mual, muntah, kejang perut yang diikuti kelemahan otot dan kelumpuhan saraf tepi. Kegagalan pernapasan juga bisa terjadi hingga berujung pada kematian. Agar tidak keracunan kerang, tahanlah untuk memakannya pada musim panas.
C. MIKROORGANISME PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN
1. Clostridium botulinum
Bakteri Clostridium botulinum menghasilkan racun yang mencegah transmisi impuls saraf ke otot . Mual, muntah dan kram perut adalah gejala umum yang ditimbulkannya. Efek dimulai pada syaraf di kepala sehingga menyebabkan penglihatan kabur/ganda dan kesulitan menelan, kemudian menyebar ke punggung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot lengan, otot pernapasan, dan mungkin juga otot kaki. Gejala ini biasanya muncul 4-36 jam setelah menelan toksin, tetapi bisa memakan waktu hingga delapan hari.Makanan kaleng adalah sumber utama botulisme (keracunan botulinum). Selain itu, botulisme juga dapat bersumber dari makanan bayi, yang dapat berakibat fatal bagi kelompok usia ini. Cara terbaik untuk mencegah botulisme adalah mengikuti petunjuk yang benar dalam menyiapkan dan menyajikan makanan di rumah. Makanan yang terkontaminasi sering memiliki bau busuk, meskipun tidak selalu demikian.
Botulisme adalah kedaruratan medis yang harus segera mendapatkan perawatan. Dengan tersedianya antitoksin, 90% lebih pasien botulisme dapat diselamatkan.
2.      Salmonella gastro
Salmonellosis mengacu pada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah demam tifoid. Bentuk umum salmonellosis adalah gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri salmonella gastro. Bakteri ini dapat menyebar dari orang ke orang dan dari hewan ke orang. Makanan yang biasanya mengandung salmonella adalah daging, daging unggas, susu dan telur. Salmonella sering ditularkan melalui kontak dengan kotoran atau pakan ternak atau melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan. Buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan bersih juga dapat menyebarkan bakteri ini.’Gejala gastroenteritis yang disebabkan oleh salmonella termasuk mual, kram perut dan diare. Pada kasus yang parah, ada lendir dan darah pada tinja. Gejala awal biasanya muncul 12 sampai 24 jam setelah menelan makanan yang terkontaminasi. Keracunan ini biasanya tidak serius dan berlangsung selama dua sampai lima hari. Namun, salmonellosis bisa berakibat fatal pada bayi, lansia dan pasien yang sakit parah. Pada kasus yang sangat jarang, salmonella bisa menembus aliran darah sehingga menyebabkan artritis, penyakit jantung, infeksi tulang dan masalah perut jangka panjang.Perawatan infeksi yang disebabkan oleh salmonella melibatkan banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang karena diare. Jika korban kehilangan terlalu banyak cairan, dia harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan infus. Antibiotik dan obat anti-diaremungkin diberikan untuk mengontrol gejala yang parah.
3.      Escherichia coli
Kebanyakan strain Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri bermanfaat yang hidup dalam sistem pencernaan. Mereka tidak menyebabkan penyakit. Namun beberapa strain E. coli dapat menyebabkan efek keracunan pada tubuh. Salah satu strain yang paling ditakuti adalah E. coli 0157 yang menghasilkan racun yang disebut toksin Shiga. Racun ini merusak sel-sel dinding usus sehingga menimbulkan perdarahan. Toksin E. coli 0157 juga memecah sel darah merah, menyebabkan anemia dan menurunkan jumlah trombosit. Pada 10% kasus, keracunan E. coli berlanjut sehingga menyebabkan kerusakan ginjal dan organ penting lainnya. Risiko kematian terutama tinggi pada anak-anak dan lansia.E. coli 0157 memiliki masa inkubasi antara 1-3 hari.Waktu tersebut dibutuhkan bakteri untuk melakukan perjalanan ke usus besar dan berkembang biak di sana ke tingkat yang menyebabkan masalah. Karena bakteri terutama memengaruhi usus besar, gejala utama adalah sakit perut dan diare. E. coli 0157 jarang menyebabkan muntah, meskipun penderita merasakan sakit perut dan diare hebat sehingga ada bintik-bintik darah segar di tinjanya. Berbeda dengan jenis keracunan makanan lainnya, E. coli 0157 sangat gigih dan membutuhkan waktu seminggu atau lebih sebelum diare mereda.Keracunan E. coli timbul karena mengkonsumsi daging, khususnya daging sapi cincang. Jika daging tidak matang sepenuhnya, bakteri dapat bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh kita bila dikonsumsi. Hanya perlu 10 bakteri hidup dalam burger atau sosis untuk dapat menyebabkan keracunan makanan E. coli. Bakteri ini juga dapat menyebar melalui makanan atau air yang tercemar kotoran hewan.E. coli tidak terpengaruh oleh obat antibiotik. Perawatan keracunan E. coli hanya bersifat suportif dengan banyak mengganti cairan yang hilang. Orang yang mengalami masalah ginjal akibat komplikasi mungkin perlu perawatan dialisis.Salah satu wabah terbesar E.coli 0157, terjadi di Wishaw di Skotlandia pada tahun 1996 yang disebabkan oleh daging yang terkontaminasi. Sekitar 200 orang jatuh sakit, dua puluh di antaranya meninggal dunia.
D. PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN
Menurut Center of Disease Control (CDC), sebagian besar keracunan makan akibat kesalahan dalam mengolah makanan, seperti:
·         Membiarkan makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik bagi bakteri untuk tumbuh.
·         Kesalahan memasak atau menghangatkan kembali makanan.
·         Kontaminasi silang
·         Kontaminasi oleh tangan pengolah makanan (koki)
Berikut adalah makanan yang sering dipengaruhi bakteria;
ü  Susu atau makanan bersusu seperti keju dan krim
ü  Masakan berlemak seperti nasi lemak, nasi beriyani, mie dan sebagainya
ü  Roti dan kuih-muih
ü  Makanan laut seperti kerang
ü  Daging- lembu, ayam, ikan
ü  Makanan dalam tin yang telah kemik atau yang kembung pada bahagaian atasnya atau berkarat. Keadaan sekitar anda dan pengendalian makanan yang tidak teliti juga menggalakkan bakteria mencemari makanan. Beberapa contoh keadaan yang sering berlaku, termasuklah :
Ø  Makanan mentah
Ø  Daging, ayam dan ikan tidak disimpan di tempat dingin
Ø  Makanan beku yang dibiarkan `cair' pada suasana yang panas untuk terlalu lama
Ø  Makanan dalam tin terdedah kepada suhu bilik selepas dibuka
Ø  Makanan basah dan berair yang didedahkan pada tempat panas
Ø  Buah-buahan serta sayur-sayuran yang tidak dicuci dengan baik
Ø  Makanan tercemar semasa dimasak atau dibungkus
Ø  Makanan tidak disimpan segera
E. TANDA-TANDA KERACUNAN MAKANAN
Ø  Tanda-tanda umum
Ø  Kekejangan otot.
Ø  Demam.
Ø  Sering membuang air besar. Tinja cair dan mungkin disertai darah, nanah atau mukus.
Ø  Otot-otot lemah dan badan berasa seram sejuk.
Ø  Lesu dan muntah
Ø  Memulas dan sakit perut
Ø  Kadangkala demam dan dehidrasi
Ø  Cirit birit
Ø  Hilang selera makan.

Gejala yang dialami berbeza dari seorang ke seorang yang lain dan bergantung kepada :
ü  Jenis racun atau jenis bacteria
ü  Jumlah racun atau bakteria yang termakan
ü  Umur seseorang
ü  Ketahanan seseorang
Biasanya tanda-tanda dan gejala mulai timbul beberapa jam selepas memakan makanan yang tercemar atau beberapa hari kemudiannya. Waktu timbulnya gejala setelah seseorang mengkonsumsi makanan beracun sangat bervariasi tergantung jenis mikroorganisme yang menginfeksi. Namun rata rata mereka akan mengeluhkan gangguan kesehatan setelah 30 menit sampai 2 minggu setelah menyantap makanan beracun. Keluhan yang dirasakan antara lain nyeri perut, mules, diare, muntah dan demam. Keluhan ini dirasakan dari tingkat ringan sampai berat.Tanda-tanda khusus keracunan makanan bergantung kepada jenis bakteria atau organismanya seperti:
a         Keracunan oleh bakteria
Campylobacterosis disebabkan oleh bakteria campylobacter jenis ini yang terdapat dalam ayam mentah, daging dan susu tidak pasteur.
Tanda-tanda keracunan bermula 2-5 hari selepas makan. Selain dari tanda-tanda umum, pesakit akan mengalami demam dan najis mengandungi darah.
b        Toksin
ü  Cirit-birit yang dialami oleh pengembara disebabkan oleh bakteria Escherichia coli atau E. coli yang boleh menghasilkan toksin.
Penyakit ini berlaku kerana penyediaan makanan dan air tidak bersih.
ü  Cereus disebabkan oleh bakteria bacillus cereus.
Tanda-tanda umum dirasai di antara 1-18 jam selepas makan. Bagaimanapun, keracunan jenis ini tidak melebihi 24 jam.
ü  Cholera disebabkan oleh bakteria vibro cholera yang terdapat dalam ikan, kerang, kupang dan jenis-jenis siput yang ditangkap di kawasan air yang tercemar. Tanda-tanda bermula antara 1-3 hari selepas makan dan boleh bermula dengan cirit-birit ringan dan seterusnya maut akibat badan kehilangan air hasil daripada cirit-birit yang teruk.
ü  Gastroenteritis disebabkan oleh Yersinia enterocolitica, sejenis bakteria yang terdapat dalam daging, air, sayuran mentah dan susu tidak pasteur. Tanda-tanda bermula 2-5 hari selepas makan. Selain daripada tanda umum, demam dan kelesuan mungkin berlaku sama seperti demam selsema. Jika tidak dirawat pesakit boleh menjadi lebih teruk lagi.
ü  Listeriosis kerana bakteria Listeria monocytogenes.
Walaupun jarang berlaku ia boleh menyebabkan maut.
Tanda penyakit termasuklah kesejukan, keracunan darah dan kelahiran tidak cukup bulan bagi wanita mengandung. Dalam kes yang parah, penyakit ini boleh menyebabkan kerosakan otak dan saraf tunjang.
ü  Shigeliosis atau Disenteri disebabkan oleh bakteria Shigella sp., tanda- tanda bermula dalam masa 1-7 jam selepas makan. Selain daripada tanda-tanda umum, darah, nanah atau lendir boleh terdapat dalam najis.
ü  Salmonelosis. Keracunannya disebabkan oleh bakteria Salmonella yang didapati dalam ayam. Tanda-tanda umum dirasakan selepas 24-48 jam.
ü  Staphylococcus aureus sejenis bakteria yang sukar dihapuskan walaupun pada suhu tinggi. Keracunan jenis ini sering berlaku.
Tandanya dirasai dalam jangkamasa 1-8 jam selepas makan, serta berlarutan sehingga 24-48 jam. Tanda-tandanya agak umum. Keracunan berpunca dari virus
§  Hepatitis A disebabkan oleh virus yang terdapat dalam kerang dan siput- siput yang ditangkap di dalam air yang dicemari oleh air kumbahan dan sayuran mentah yang tidak dibersihkan dengan sempurna. Tanda-tanda bermula dari 2-6 minggu selepas makan dan pesakit akan mengalami demam,lemah badan, tidak berselera dan jaundis. Bagi kes yang parah, kerosakan hati boleh berlaku dan membawa maut.
§  Norwalkvirus disebabkan oleh virus Norwalk yang didapati dalam kerang dan siput-siput yang ditangkap di kawasan yang dicemari najis manusia.Keracunan berpunca akibat memakan siput-siput mentah dan dimasak tidak sempurna.Keracunan berpunca dari protozoa.
§  Giardiasis disebabkan oleh protozoa Giardia lamblia terdapat dalam saluran usus dan najis manusia. Air kumbahan yang digunakan sebagai baja pada sayur dan penyedia makanan tidak membersihkan tangan adalah punca berlaku keracunan ini.
§  Amebiasis dikenali juga sebagai disenteri amebik dan disebabkan oleh Entamoeba histolytica.Puncanya adalah sama seperti keracunan protozoa Giardia lamblia. Tanda-tanda keracunan ialah kawasan badan di sekitar hati dan usus besar menjadi lembut, cirit-birit, rasa berdebar, kehilangan berat dan lemah badan.
Punca-punca lain keracunan
.Keracunan makanan juga boleh disebabkan oleh cendawan beracun atau buah dan sayuran yang dicemari dengan racun serangga yang tinggi kepekatannya.
F. KELOMPOK YANG PALING RENTAN TERHADAP KERACUNAN MAKANAN
Bayi, anak anak dan orang tua adalah mereka yang paling rentan terkena keracunan makanan. Karena fungsi kekebalan tubuhnya lebih lemah bila dibandingkan dengan kelompok usia yang lain.
G. CARA MENGOBATI KERACUNAN MAKANAN
Beberapa catatan tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan berdasarkan :
a. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.
b. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.
c. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik.
d. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter.
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
a. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
b. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya.
c. Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.
d. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi.
e. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Beberapa tindakan mengobati keracunan makanan pada anak :
Tindakan Pertama
1. Jika anak muntah dan mengalami cirit-birit, periksa suhu badan untuk menentukan sama ada anak demam.
2. Periksa tinja untuk menentukan sama ada terdapat darah atau nanah.
3. Biar anak baring di atas katil dan jangan beri sebarang makanan tetapi pastikan dia kerap diberi minum air yang dicampur secubit garam dan 5 ml glukosa.
4. Coba tentukan makanan yang dimakan oleh anak yang telah menyebabkan timbulnya tanda-tanda penyakit.
Tindakan Doktor
1. Biasanya, keracunan makanan tidak memerlukan rawatan khusus kecuali pemberian bendalir dan garam yang banyak hilang melalui cirit-birit dan muntah. Doktor mungkin akan memberi sejenis serbuk yang mengandungi glukos dan garam untuk dicampur dalam minuman. Bagi bayi yang menyusui botol, hentikan pemberian susu.
2. Jika anak mengalami penyahhidratan, doktor akan memasukkan anak ke hospital supaya bendalir dapat diberi secara intravena. Jika anak mengalami muntah yang teruk, doktor mungkin memberi anak suntikan dadah antiemetik untuk menghentikan muntah.
H. CARA PENCEGAHAN KERACUNAN MAKANAN
Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya keracunan makanan :
1. Biasakan mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas yang berhubungan dengan makanan. Baik itu sebelum mengolah makanan atau menyantap makanan. Cucilah tangan menggunakan sabun agar kuman bakteri yang ada pada tangan segera mati.
2. Pisahkan antara makanan yang belum diolah dengan makanan yang telah siap disajikan. Jangan menghidangkan makanan pada tempat yang kotor atau bekas dipakai tempat makanan mentah.
3. Masaklah makanan sampai benar benar matang. Jangan mengkonsumsi makanan mentah atau makanan setengah matang.
4. Bekukan makanan yang akan disimpan dalam waktu yang lama.
Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan
·         Pengelolaan sistem hiegen yang baik
·         Pengolahan makanan yang baik
·         Hindari terjadi kontaminasi dari mana pun
·         Simpan makanan dalam suhu yang tepat (< 5oC untuk makanan yang disimpan dalam kulkas dan > 60oC untuk makanan yang panas).
·         Hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam.
·         Hindari makan jamur yang liar.
·         Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.
Cara yang paling baik dan berkesan untuk mencegah kejadian keracunan makanan adalah dengan melindungi makanan dari tercemar dan mengawasi punca-punca pencemaran seperti berikut :
Manusia
Mengelakkan amalan buruk seperti merokok, mengorek hidung dan telinga serta menggaru kepala atau bahagian-bahagian lain pada badan/semasa mengendalikan makanan.Sentiasa mengamalkan kebersihan dan kesihatan diri supaya tidak menjadi punca jangkitan kepada orang lain.Membasuh tangan secara teliti terutama selepas ke tandas, memegang bahan
 mentah,mengangkut sampah sarap atau sisa makanan.Menjaga kebersihan persekitaran di dalam dan luar premis.Memastikan peralatan yang rosak, sumbing atau retak tidak digunakan lagi.Sentiasa tudung makanan yang dihidang.Tidak menyediakan makanan terlalu awal.Bahan mentahBahan-bahan mentah, terutama daging atau hasilnya harus disimpan pada suhu yang rendah (< 4˚C).
Bahan mentah harus disimpan berasingan daripada makanan yang sudah dimasak dan sedia untuk dimakan. Ini dapat mengelakkan pencemaran silang dari bahan mentah ke makanan yang sedia dimakan.Gunakan peralatan seperti pisau dan papan memotong (chopping board) yang berasingan untuk mengelakkan pencemaran silang.Cuci bahan mentah dengan teliti untuk mengeluarkan kekotoran atau bendasing pada permukaannya.
Basuh tangan secara teliti setelah memegang bahan mentah seperti daging mentah sebelum mengendali makanan yang sedia dimakan seperti kuih-muih dan salad.Serangga dan Hewan
 perusak seperti lalat, lipas, tikus, burung dan binatang peliharaanadalah pembawa habuk, kekotoran dan bakteria
Kawalan serangga dan hewan ini akan membantu mengurangkan pencemaran makanan secara berkesan.Bekalan air
Jika air yang digunakan tidak diperoleh secara langsung dari sumber utama, contohnya dari tangki yang terdedah atau menggunakan sambungan paip getah, pencemaran boleh berlaku melalui kebocoran ini.Sisa dan bahan buangan Bahan buangan mengandungi makanan yang sedang mereput, sisa kulit kupasan dan bahan organik yang menjadi sumber bakteria hidup dan membiak dengan mudahBekas sisa dan sampah sarap yang terdedah atau melimpah akan menarik haiwan dan serangga perosak seperti tikus, burung, lalat dan lipas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. 3 Bakteri Penyebab Keracunan Makanan. (Online) http://majalahkesehatan.com/3-bakteri- penyebab-keracunan-makanan/diakses tanggal 17 Mei 2012.
Prof. DR. Made Astawan. 2010. Bakteri Patogen pada Makanan Penyebab Keracunan makanan. (Online) http://vansaka.blogspot.com/2012/05/bakteri-patogen-pada-makanan-penyebab.html
Sitik.2010.Keracunan Makanan. (Online)http://sitik.wordpress.com/2012/05/17/keracunan- makanan/ diakses tanggal Mei 17, 2012
______. 2004. Keracunan Makanan. (Online) Majalah NIKAH, Vol. 3, No. 6, September 2004
______. 2005. Keracunan Makanan (Online) Stoppard, Miriam. Panduan Penjagaan Kanakkanak. Tropical Press, 1998. Ms 138 139. http://www.indonesiaindonesia.com/f/8455-keracunan-makanan/
Vera Farah Bararah. 2010. Tanda-Tanda Keracunan Makanan. (Online)
http://health.detik.com/read/201
2/05/17/144312/1556684/763/tanda-tanda-
keracunan-makanan diakses tanggal
17 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar